KAMPOENG WISATA CINANGNENG

Anda sedang mencari tempat untuk mengisi liburan bersama keluarga?
Coba yang satu ini!!!

image1-1160x543.jpg
Lari dari rutinitas diakhir pekan untuk mengunjung tempat-tempat yang bisa melepas penat adalah hal yang biasa dilakukan terutama bagi pekerja kantoran.  Kalau pengennya jalan-jalan sambil belajar, terutama untuk mengajarkan tentang alam, seni, sambil kumpul-kumpul asik sekeluarga ada nggak? Nah, bagaimana kalau mencoba berwisata ke Kampoeng Wisata Cinangneng, sebuah objek wisata di Bogor dengan konsep agrotourism/agrowisata.


CINANGNENG

Mengenalkan seni dan budaya Indonesia kepada anak tidaklah bisa hanya dari

buku…”

IMG_2058-1024x117.jpgThis is it, pemandangan yang ada di Cinangneng, indah bukan?? 
(Dok: Annisa A. Ikhsania)


Kampoeng Wisata Cinangneng merupakan tempat wisata edukasi bernuansa pedesaan dan terletak dipinggiran Kota Bogor. Objek wisata ini melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan wisatanya. Kegiatannya berupa keliling ke desa-desa sekitar, menanam padi, dan memandikan kerbau. Nah kalau kegiatan seninya, berupa bermain gamelan, membuat wayang dari daun singkong, membuat makanan dan minuman tradisional khas Bogor. Kegiatan utamanya adalah mengenalkan seni dan budaya lokal sambil bersantai. Konsep agrotourism ini semakin terasa karena didukung oleh lokasi dan tempat yang jauh dari hingar bingar perkotaan. Adem, tenteram, dan hijau 🙂


Di sini, Anda bisa mengenal budaya-budaya di Indonesia.. Cintailah budaya-budaya kita.. Anda juga bisa menjadikan tempat ini sebagai media pembelajaran bagi anak-anak Anda.

image3.jpg


LOKASI

Lokasi Kampoeng Wisata Cinangneng ini berada di sebelah Barat Kota Bogor, tidak jauh dari kampus IPB Dramaga. Kalau dari kampus IPB Dramaga, kita bisa ke arah Cibanteng, kemudian masuk ke Desa Cihideung Udik dari Jalan Raya Cibanteng. Patokannya mencapai tempat ini adalah Kolam Renang Tirta Ayu. Setelah itu tanyalah penduduk sekitar, pasti tahu lokasi Kampoeng Wisata Cinangneng ini hihi…


image5-800x600.jpgBukan hanya mengetahui teori/pelajarannya, melainkan Anda juga bisa belajar secara langsung. menarik bukan??


Sedikit mengulas sejarah tempat ini, awalnya tahun 1994 pemilik yang bernama Ibu Hester Basoeki membeli tanah di Desa Cinangneng untuk dibangun guest house milik pribadi. Namanya pribadi ya hanya untuk beliau dan keluarganya saja. Kemudian guest house tersebut ditawar-tawarkan kepada teman-temannya yang mayoritas orang asing. Informasi dari mulut ke mulut dan menyebar leaflet ke perusahaan dan sekolah-sekolah sebagai awal promosi inilah yang membuat Kampoeng Wisata Cinangneng ini menjadi laku dan mulai berdatangan pengunjung-pengunjung lainnya.

image7.jpg


Karena suasana pedesaan yang nyaman, wisatawan tersebut menyarankan untuk menjadikan tempat ini sebuah obyek wisata melihat potensinya yang sangat besar. Hal ini didukung oleh lokasinya yang berada di desa. Setiap pagi, penduduk setempat melakukan kegiatan yang mencirikan kehidupan desa yaitu menanam padi dan bajak sawah. Baru pada tahun 2000 diresmikan menjadi Kampoeng Wisata Cinangneng. Luas tempat ini dahulu 700 meter persegi, namun sekarang sudah diperbesar menjadi 1,5 hektar. Jadi, awalnya dibangun guest house dahulu, baru kemudian ada Kampoeng Wisata Cinangneng ini. Untuk asal usul nama Kampoeng Wisata Cinangneng, karena sungai yang mengalir di area wisata itu bernama Sungai Cinangneng.


image2.jpg


FASILITAS

Fasilitas yang disediakan ditempat ini berupa kebun, sawah, sungai, penginapan, kafe, dan gift shop. Fasilitas pendukungnya antara lain saung atau pendopo, tempat parkir, dan toilet. Sejauh ini pengunjung memiliki kesan yang baik dilihat dari segi fasilitas dan kegiatan, juga karena tempatnya yang tidak jauh dari Kota Bogor dan Jakarta. Namun akses jalan sangat sempit sedikit menyulitkan terutama pengunjung yang membawa kendaraan seperti mobil. Tempat ini ramai pada saat weekdays karena banyak sekali anak-anak sekolah datang untuk fieldtrip mengenalkan budaya asli Indonesia.


 


Ini ada beberapa cuplikan aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan di CINANGNENG

 

This slideshow requires JavaScript.


Jadi, tunggu apa lagi.. kalau orang Sunda akan berkata..
HAYU ATUH KADIEU 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂


source:http://hellobogor.com/kampoeng-wisata-cinangneng-pesona-indahnya-pedesaan-di-pinggiran-bogor/

RYZZY AZZAHRA WATERPARK

Cari destinasi liburan??? ayo lihat tempat yang satu ini..


Hayoo, siapa yang tidak senang melihat tempat seperti ini.. 🙂 Yes,, ini adalah …
♦♦♦♦♦♦♦♦ WATERPARK RYZZY AZZAHRA ♦♦♦♦♦♦♦♦
Teman-teman penasaran seperti apa tempat ini??
yuk kita lihat bersama.. 🙂


RizzyAzzahra4.jpgPertama-tama, saya akan menjelaskan dimana lokasi waterpark Ryzzy Azzahra ini.
Lokasi waterpark ini berada di Selabintana Sukabumi, tepatnya di Jalan Salabintana KM 6 Karawang Sukabumi. Ryzzy Azzahra ini merupakan satu diantara Object Wisata yang ada di Sukabumi . Object Wisata ini luas awalnya sekitar 1. 2 hektar tetapi sekarang sudah memperluas tempatnya, jadi semakin asyik kan???..
♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦


FASILITAS

Banyak Sarana/Fasilitas yang sangat menarik seperti water slide, Shocking adrenalin, Snow hill, Terowongan, kolam ember tumpah (waterboom) serta ada banyak yang lain.
PerosotanAzzahra2.jpg

INFO SELENGKAPNYA MENGENAI FASILITAS

  • Kolam Arus : Bersantai di kolam seperti mengarungi sungai di pegunungan salju
  • Kolam UFO : Meskipun tingginya cuma 10 m, tetapi kita bakal di ajak berputar seperti piring terbang
  • Long slide : Panjangnya meraih 90 m, dengan ketinggian 20 meter
  • Shocking adrenalin : Siapa yang berani untuk meluncur dalam lorong setinggi 20 mtr. bisa coba wahana ini
  • Snow hill : Seperti perbukitan dengan 3 level ketinggian tidak sama
  • Kolam gurita : Ornament gurita ini keluarkan air dari tangan atau tentakelnya
  • Kolam jamur : Kedalaman 40 cm sesuai sama untuk beberapa balita yang menginginkan bermain air
  • Adrenaline slide : 2 jalur slide yang menantang keberanian kita meluncur dari ketinggian
  • Family slide : Kedalaman kolam 60 sentimeter, lebar perosotan 3 mtr. begitu pas untuk meluncur berbarengan keluarga
  • Circular slide : Panjang lintasan 64 mtr. pasti bakal memberi pengalaman yang mengasyikan
  • Ember tumpah : Siap-siap dengan tumpahan air dari ember raksasa
  • Kolam picu : Untuk yang menginginkan berenang serius lantaran tempat ini mempunyai kedalaman 120 cm lebar 12 mtr. serta panjang 25 meter

RizzyAzzahra1


ENTRANCE TICKET

Untuk Anak-anak:
1. Hari umum       : Rp20.000,00
2. Weekend            : Rp40.000,00
3. Libur Nasional : Rp40.000,00

Untuk Dewasa:
1. Hari umum       :Rp25.000,00
2. Weekend           : Rp50.000,00
3. Libur Nasional : Rp50.000,00

♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦


FOR MORE INFORMATION

Untuk info lebih komplit bisa menghubungi pengelola Ryzzy Azzahra Waterpark Sukabumi di  0266 – 6249 889.

Apabila anda ada di daerah Sukabumi janganlah lupa untuk berkunjung ke destinasi wisata menarik yang lain di Sukabumi seperti Santa Sea Themepark, Taman Rekreasi Selabintana atau Danau Lido.


Nah, sekian informasi mengenai Ryzzy Azzahra Waterpark..
ayo tunggu apa lagi, segera menluncur dan merapat ya teman-teman, jangan lupa ajak keluarga dan sahabat-sahabatmu…

Happy HOLIDAY 🙂 🙂
♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦♦


source:http://wisata-tanahair.com/2016/11/wisata-kolam-renang-dan-harga-tiket.html

Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales (2017)

Official epic artwork posterPirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales (also known as Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge) is a 2017 American fantasy comedy swashbuckler film, the fifth installment in the Pirates of the Caribbean film series and the sequel to On Stranger Tides (2011). The film is directed by Joachim Rønning and Espen Sandberg from a script by Jeff Nathanson, with Jerry Bruckheimer serving again as producer. Johnny Depp, Kevin McNally and Geoffrey Rush reprise their roles as Jack Sparrow, Joshamee Gibbs and Hector Barbossa, respectively. The film also stars Javier Bardem as Armando Salazar, Brenton Thwaites as Henry Turner and Kaya Scodelario as Carina Smyth. The film also features the returns of Orlando Bloom and Keira Knightley as Will Turner and Elizabeth Swann respectively, following their absence from the previous movie, On Stranger Tides.

The filmmakers cited the series’ first installment, The Curse of the Black Pearl (2003), as inspiration for the script and tone of the film. Pre-production for the film started shortly before On Stranger Tides was released in early 2011, with Terry Rossio writing a script for the film. In early 2013, Jeff Nathanson was hired to write a new script, with Depp being involved in Nathanson’s writing process. Initially planned for a 2015 release, the film was delayed to 2016 and then to 2017, due to script and budget issues. Principal photography started in Australia in February 2015, after the Australian government offered Disney $20 million of tax incentives, and ended in July 2015. It was released in conventional, Disney Digital 3-D, RealD 3D and IMAX 3D formats on May 26, 2017, received mixed reviews and has grossed $518 million worldwide.


PLOT

Two years following the post-credits scene of At World’s End, 12-year old Henry Turner boards the Flying Dutchman to inform his father, Will Turner, that the mythical Trident of Poseidon is able to break his curse and free him from his ship. Will does not believe the Trident exists and orders Henry to leave his ship and never come back.

Nine years later (and five after the events of On Stranger Tides), Henry works on a British Royal Navy warship. While chasing a pirate ship, Henry realizes the captain is about to sail them into the Devil’s Triangle. The captain dismisses his concerns and has Henry locked up for attempting mutiny. As they sail into the Triangle, they come across a shipwreck that quickly comes to life with undead sailors, led by Captain Salazar. The ghost crew board the ship and kill everyone in their path. Henry is confronted by Salazar, who sees a wanted poster for Jack Sparrow in Henry’s cell. He allows Henry to live so he can deliver a message to Jack that death is coming his way.

In Saint Martin, a young woman named Carina Smyth has been sentenced to death for witchcraft because of her knowledge of astronomy and horology. She manages to escape her cell and briefly runs into Jack, who is in the process of robbing a bank with his crew. Jack and his crew manage to evade the British Army, yet they realize the vault they stole is empty. Jack’s crew abandons him for being unlucky and not delivering any loot. Carina later meets Henry, who has also been sentenced to death for supposedly committing treachery aboard the vessel of the Royal Navy, and tells him she knows of a way to find the Trident. She helps him escape, but gets caught by the British Army.

Feeling depressed after losing his crew’s support, Jack goes back to town and inside a local tavern. Having no money to pay for his drink, he reluctantly trades his mystical compass. This causes the Devil’s Triangle to crumble and allows Salazar and his crew to sail the seas freely. Soon afterwards, Jack gets caught by the British Army. Before both he and Carina can be executed, Henry helps them escape with help from Jack’s crew, and together they sail away on Jack’s ship, the Dying Gull. Carina reveals a map that will lead them to the Trident, and reluctantly decides to team up with Henry and Jack in order to achieve their goals; Carina and Henry grow closer as their adventure progresses. Salazar and his crew are roaming the seas and destroying ships in Captain Barbossa’s fleet in their search for Jack. Barbossa decides to meet Salazar and offers to help find Jack in exchange for sparing his fleet. Salazar explains to Barbossa how he and his crew once sailed the seas to kill every pirate. They were undefeated until they ran into a young Jack Sparrow, who tricked them into sailing into the Devil’s Triangle, where Salazar and his crew died and were cursed to remain undead. Jack’s mystical compass was the key to freeing them from the Devil’s Triangle; letting go of its ownership would unleash the owner’s worst fear.

When Salazar’s ship finds the Dying Gull, Jack, Henry and Carina escape on a rowboat while the crew remains on board to cause a distraction. Salazar and his crew chase Jack, but upon arriving at a small island, Jack realizes Salazar’s ghost crew can’t step on land. Barbossa arrives at the island and decides to help Jack; he breaks the Black Pearl out of the bottle and returns it to its original size. With Jack’s compass, which he had managed to locate, Barbossa takes command of the ship and lets Carina navigate them to the island. During this time, both Jack and Barbossa realize that Carina is Barbossa’s long lost daughter. Barbossa tells Jack that he left her at an orphanage with his diary to make sure she lived a better life, never imagining that he would see her again.

Shortly after, they narrowly avoid being attacked by a British Navy’s warship, which is destroyed by Salazar’s ship. Jack’s crew then battles Salazar’s men. During the fight, they arrive at the Trident’s location, a small uncharted island, and Henry is captured by Salazar. Jack and Carina fall down a cliff after she activates a path to the Trident, which is hidden on the ocean floor. Salazar possesses Henry to walk on dry land, allowing Salazar to seize the Trident and fight Jack, impaling him with the weapon. Henry, now free of Salazar, realizes that destroying the Trident will break all curses upon the sea. He destroys the Trident before Salazar could deliver the final blow, returning Salazar and his crew to the living. As the divided sea caves in, Barbossa helps Jack, Henry, and Carina as they’re pulled up to safety by the anchor of the Black Pearl. Still intent on killing Jack, Salazar grabs onto the anchor. Carina then notices a tattoo on Barbossa’s arm, matching an image on the cover of the diary, and realizes her relation to him. After proclaiming his admiration for her, Barbossa sacrifices himself to take down Salazar and his crew, ensuring safety for his daughter and the others. Aboard the Black Pearl, Carina declares to Henry that her last name is no longer Smyth, but Barbossa.

Some time later, Henry is joined by Carina as they watch his father finally set foot on land again, no longer bound to the Flying Dutchman. As Henry and Carina declare their love with a kiss, Will is reunited with his wife Elizabeth. Watching from the deck of the Pearl, Jack (joined by Jack the Monkey) sails away with his crew, opening up his mystical compass to reveal their next heading.

In a post-credits scene, Will and Elizabeth are asleep when their bedroom is entered by a silhouette of Davy Jones. Will awakens and assumes this to be a nightmare, oblivious to the presence of barnacles on the floor.


CAST

  • Johnny Depp as Captain Jack Sparrow: The eccentric but noble pirate captain of the Black Pearl on the hunt for the Trident of Poseidon, which bestows control over the seas. In the film, according to director Joachim Rønning, Jack’s “lost his mojo, he can’t even be on the water”. Rønning stated that Sparrow’s role in the film mirrors his role in the original: “it was important to go back to the same dynamic that the first film had where Jack is not the main character, I wanted a story about real people, real characters – and then Jack Sparrow comes in and crashes the party every now and then”, and called Depp “a comedic genius, he has a comedic timing that I’ve never seen in anyone”. The film goes into the backstory of Sparrow and used CGI to de-age Depp, which co-director Rønning believed was tricky in terms of “trying to give him a backstory and still honour the mythology of the franchise”.
    • Anthony De La Torre portrays a younger Jack Sparrow.
  • Javier Bardem as Captain Armando Salazar: A powerful and maniacal undead pirate hunter of the Spanish Navy who was trapped in the Devil’s Triangle. After escaping, he seeks the Trident of Poseidon to wipe out all piracy and exact revenge on his old enemy, Captain Jack Sparrow. Bardem set out to imbue the character with “a rage based on dented pride”, comparing the character to “a wounded bull”, owing to his spectacular fall from grace, going from a high ranking commander of a Spanish fleet to being betrayed and trapped in hell by Sparrow, who Bardem says is the reason for Salazar “holding that revenge in his body for eternity”. It took 3 hours a day to apply the make-up to Bardem’s face, with Bardem referring to the process as having “cold chicken breasts” glued to his face.
  • Brenton Thwaites as Henry Turner: The son of Will Turner and Elizabeth Swann-Turner, who tries to reconnect with his father. He struggles to break a curse that is preventing him from doing so. The directors were keen to draft a new protagonist relationship, different to the two relationships explored in On Stranger Tides, with Henry and Carina, stating that “in the middle of a big action scene, you need to be able to lean on the characters and find the heart of that story, and channel the characters’ vulnerability”. Rønning noted that identity is a major theme in the film and to Henry and Carina’s story arc, “they are on a similar quest and find common ground in looking for who they are”. Lewis McGowan portrays a young Henry.
  • Kaya Scodelario as Carina Barbossa (née Smyth): A strong, altruistic astronomer. Scodelario explained the character’s motivation and role saying, “she is an academic, she’s fighting for the right to study at university because women couldn’t at that time. So she’s on her own journey – looking for the trident of Poseidon – and she has a diary with clues.” She discussed the difference between Carina and Elizabeth Swann, believing that she was not just a carbon copy of that character. For the directors, it was important to “modernise it with Henry and Carina, Kaya, especially brought that with her. She’s a modern woman.” Scodelario worked with Nathanson to ensure the character was unique to the series and prevent her from being a “Mary Sue archetype”, saying that “she’s got her flaws…that’s such an important thing to include when building a character, especially female characters, who often fall into two camps; they are either pretty and perfectly put together or completely insane. Carina has definitely got a little bit of both.”
  • Geoffrey Rush as Captain Hector Barbossa: The one-legged pirate captain of the Queen Anne’s Revenge, former captain of the Black Pearl, and Captain Jack’s former rival-turned-ally. In the film, Barbossa has become extremely wealthy since the previous film, with Rush referring to him as a “corporate pirate”, having amassed a fleet of ships under his command and encrusted his peg-leg with jewels.
  • Kevin McNally as Joshamee Gibbs: Captain Jack’s loyal friend and First Mate.
  • Golshifteh Farahani as Shansa: a sea-witch and ally of Captain Barbossa.
  • David Wenham as Lieutenant Scarfield: the second antagonist of the film and a British Royal Navy officer, who commands the HMS Essex.
  • Stephen Graham as Scrum: a member of Jack Sparrow’s crew and former member of Blackbeard’s crew.
  • Orlando Bloom as Captain William “Will” Turner, Jr.: a blacksmith-turned-pirate who was transformed into the Captain of the Flying Dutchman at the end of At World’s End. Speaking about his possible return to the franchise, Bloom stated that he would love to portray a character outside of his usual role types as a good-looking hero: “I’m of course Davy Jones now, so I’m down the bottom of the ocean. It might be kind of fun to do something where I’m rumbling round the bottom of the ocean, because I won’t look anything like me. [Gestures to face] Get all gnarly.”
  • Martin Klebba as Marty A member of Jack Sparrow’s crew.

Keira Knightley reprises her role in the film series as Elizabeth Swann, Will Turner’s wife and Henry’s mother, while Angus Barnett and Giles New return as Mullroy and Murtogg. Additionally, Adam Brown, Danny Kirrane, Delroy Atkinson, and Paul McCartney appear as a member of Jack’s crew named Jib, Bollard, Maddox, and Jack’s paternal uncle, Uncle Jack respectively. Alexander Scheer plays a young Captain Edward Teague in a flashback sequence, while Keith Richards likeness was also used. A silhouette of Davy Jones, one of the series’ former villains, is seen in the post-credits scene. Pablo and Chiquita reprise their role as Jack the Monkey.


Pirates of the Caribbean:
Dead Men Tell No Tales
Official epic artwork poster

Theatrical release poster
Directed by
  • Joachim Rønning
  • Espen Sandberg
Produced by Jerry Bruckheimer
Screenplay by Jeff Nathanson
Story by
  • Jeff Nathanson
  • Terry Rossio
Based on
  • Pirates of the Caribbean
    by Walt Disney
  • Characters created
    by Ted Elliott
    Terry Rossio
    Stuart Beattie
    Jay Wolpert
Starring
  • Johnny Depp
  • Javier Bardem
  • Brenton Thwaites
  • Kaya Scodelario
  • Kevin McNally
  • Geoffrey Rush
Music by Geoff Zanelli
Cinematography Paul Cameron
Edited by
  • Roger Barton
  • Leigh Folsom Boyd
Production
company
  • Walt Disney Pictures
  • Jerry Bruckheimer Films
Distributed by Walt Disney Studios
Motion Pictures
Release date
  • May 11, 2017 (Shanghai)
  • May 26, 2017 (United States)
Running time
129 minutes
Country United States
Language English
Budget $230 million
Box office $518.1 million


source: https://en.wikipedia.org/wiki/Pirates_of_the_Caribbean:_Dead_Men_Tell_No_Tales

MOANA

moana-fallback_fde4d101Hi Disney Lovers.. Now, I want to share to you about the soundtrack of Disney’s films, this is MOANA.. Who doesn’t love her, right? She is courage, funny, and she can steal my heart.. I love the story, from the start until the end of this film.. And I love Maui too.. and who loves the chicken?? ME too.. hahaha :).. here, I have the lyrics .. Let’s sing together..
♥♥♥♥♥♥♥  ⊆(^^)9   ♥♥♥♥♥♥♥


♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

I’ve been standing at the edge of the water
Long as I can remember, never really knowing why
I wish I could be the perfect daughter
But I come back to the water, no matter how hard I try

Every turn I take, every trail I track
Every path I make, every road leads back
To the place I know, where I can not go
Though I long to be

See the line where the sky meets the sea? It calls me
And no one knows, how far it goes
If the wind in my sail on the sea stays behind me
One day I’ll know, if I go there’s just no telling how far I’ll go

Oh oh oh, oh, oh oh oh oh, oh oh oh, oh oh
Oh oh oh, oh, oh oh oh oh, oh oh oh, oh oh

I know, everybody on this island seems so happy on this island
Everything is by design
I know, everybody on this island has a role on this island
So maybe I can roll with mine

I can lead with pride, I can make us strong
I’ll be satisfied if I play along
But the voice inside sings a different song
What is wrong with me?

See the light as it shines on the sea? It’s blinding
But no one knows, how deep it goes
And it seems like it’s calling out to me, so come find me
And let me know, what’s beyond that line, will I cross that line?

See the line where the sky meets the sea? It calls me
And no one knows, how far it goes
If the wind in my sail on the sea stays behind me
One day I’ll know, how far I’ll go


source: http://style.tribunnews.com/2016/11/17/lirik-how-far-ill-go-alessia-cara-versi-bahasa-inggris-soundtrack-film-animasi-moana

♥♥ ⊂(^ω^)⊃ DISNEY’S PEARL WORDS ♥♥

♥♥♥♥♥♥ Hello, siapa yang suka Disney pastinya kalian terinspirasi kan dengan berbagai kata-kata mutiara yang selalu spektakuler dari para tokoh Disney.. yuk kita lihat lagi seberapa cantiknya kata-kata mereka.. Bukan hanya Cantik secara fisik, tapi mereka juga Cantik dari hatinya.. Love you so much Princess 

⊂(^ω^)⊃ ♥♥ Yang mana kesukaanmu?? ♥♥ ⊂(^ω^)⊃


 

“Keluarlah dari zona nyamanmu. Imbalannya akan sangat layak”
-Rapunzel (Tangled)-6359414964966384591487651667_tangled3


“Segala yang dibutuhkan adalah keyakinan dan kepercayaan”
-Peter Pan (Peter Pan)-


“Sedikit pertimbangan dan sedikit rasa peduli pada orang lain akan memberikan perubahan”
-Eeyore (Winnie The Pooh)-


“Keajaiban pun membutuhkan waktu”
-Ibu Peri (Cinderella)-


“Jika kamu berfokus pada masa lalumu, kamu tidak akan bisa melihat apa yang ada di depanmu”
-Gusteau (Ratatouille)-


“Bunga yang mekar dalam kesulitan adalah yang paling langka dan paling indah dari semuanya”
-Emperor (Mulan)-


 “Kamulah yang mengontrol takdirmu. Kamu tidak perlu sihir untuk melakukannya, dan tidak ada jalan pintas ajaib untuk memecahkan masalahmu”
-Merida (Brave)-


 “Seorang pahlawan sejati tidak diukur dari ukuran kekuatannya fisiknya, tapi dari kekuatan hatinya”
-Zeus (Hercules)-


“Jangan hanya terbang, tapi menjulanglah”
-Dumbo (Dumbo)-


“Dalam setiap pekerjaan, ada unsur kesenangannya”
-Mary Poppins (Mary Poppins)-


“Kehidupan itu bukan tontonan. Jika kamu hanya menonton, maka kehidupan akan meninggalkanmu”
-Laverne (The Hunchback of Notre Dame)-


“Masalahnya bukan terletak pada masalahnya. Masalahnya terdapat pada sikapmu akan masalah itu”
-Jack Sparrow (Pirates of the Caribbean)-

4352187-pirates4jacksparrowpostercropped.jpg

“Percaya bahwa kamu bisa, maka kamu akan bisa melakukannya”
-Mulan (Princess Stories)-


“Hari ini adalah hari yang baik untuk mencoba lagi”
-Quasimodo (The Hunchback of Notre Dame)-


“Jika kamu tidak tahu akan pergi ke mana, maka tidaklah penting jalan mana yang kamu ambil”
-Cheshire Cat (Alice In Wonderland)-


“Sesuatu yang membuatku berbeda adalah sesuatu yang membuat diriku jadi diri sendiri”
-Piglet (Winnie The Pooh)-Winnie-the-Pooh-Characters.png


“Lebih baik menggunakan kepalamu dibandingkan merusak punggungmu”
-Ernst Robinson (Swiss Family Robinson)-


“Akuilah kekalahan, maka kekalahan akan mengakuimu”
-Beret Girl (An Extremely Goofy Movie)-


“Dengarkan hatimu, maka kamu akan mengerti”
-Nenek Willow (Pocahontas)-


“Identitasmu adalah milikmu yang paling berharga. Lindungi identitasmu”
-Elastigirl (The Incredibles)-


“Oh, ya. Masa lalu bisa saja membuatmu terluka. Namun bagaimana cara kita melihat dan mengambil hikmahnya, kamu bisa lari dari masa lalu, atau belajar dari masa lalu”
-Rafiki (The Lion King)-


“Kamu lebih berani dari yang kamu tahu, lebih kuat dari kelihatannya, dan lebih pintar dari yang kamu pikirkan”
-Winnie The Pooh (Pooh’s Most Grand Adventure)-


 “Jika kamu tidak berpikir, maka kamu sebaiknya berbicara”
-March Hare (Alice in Wonderland)-


 “Nasib kita ada dalam diri kita. Kamu hanya harus cukup berani untuk menghadapinya”
-Merida (Brave)-


 “Aku hanya berani jika dibutuhkan. Menjadi berani bukan berarti kamu mencari masalah”
-Mufasa (The Lion King)-Mufasa_and_Sarabi.png


 “Menyerah itu hanya untuk pemula”
-Philoctetes (Hercules)-


 “Biarkanlah hati nuranimu menjadi panduanmu”
-The Blue Fairy (Pinocchio)-


“Terkadang aku memberikan diriku sendiri saran yang bagus, tapi aku jarang sekali mengikutinya”
-Alice (Alice in Wonderland)-


“Kebahagiaan adalah hal yang paling kaya yang pernah kita miliki”
-Donal Bebek-


“Sesuatu yang telah kita lakukan bukan berarti hal yang harus kita lakukan”
-Cinderella (Cinderella)-fwb_cinderella_20160208.jpg


“Terkadang jalan yang benar bukanlah jalan yang termudah”
-Nenek Willow (Pocahontas)-


“Berubah itu baik”
-Rafiki (The Lion King)-


“Satu-satunya hal yang bisa diprediksi tentang kehidupan adalah ketidakpastiannya”
-Remy (Ratatouille)-


“Ingat, satu-satunya orang yang bisa mengisi dunia dengan cahaya adalah dirimu sendiri”
-Putri Salju (Snow White and the Seven Dwarves)-


 “Jangan menilai dari penampilan yang terlihat. Seperti banyak hal, bukan apa yang terlihat, tapi apa yang bernilai di dalamnya”
-Merchant (Aladdin)-


“Sekarang, berpikirlah tentang hal yang membahagiakan. Itu artinya sama dengan memiliki sayap”
-Peter Pan (Peter Pan)-


Walt_Disney_Signature“Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejar mereka”
-Walt Disney-



Sumber: https://jadiberita.com/66935/37-kata-bijak-film-disney-pembakar-semangat-untuk-sukses.html

ASMI SANTA MARIA LIBRARY

ASMI Santa Maria merupakan salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. ASMI Santa Maria berlokasi di Jalan Bener No. 14, Tegalrejo, Yogyakarta. Yuukk kita lihat-lihat isinya…

Setiap kampus pasti memiliki salah satu tempat yang jadi favorit para mahasiswanya, tidak terkecuali ASMI SM.. Siapa yang tidak suka baca??

Nahhh, boleh nih belajar rajin membaca di PERPUSTAKAAN..


Jpeg

Yaa, perlu diakui kalau membaca itu butuh perjuangan, apalagi kalau mau seperti kutu buku yang kerjaannya sehari-hari adalah membacaa.. tapi kira-kira apa sih yang bikin orang-orang itu jadi malas membaca, mungkin salah satu alasannya adalah karena tulisan-tulisannya kecil dan buku-bukunya sudah usang.. well tapi ya mau gimana lagi namanya juga buku yang sudah dilihat oleh oran-orang, jadinya yaa memang ada sedikit kerusakan yang terdapat di buku tersebut.

tapi ada juga yang malas membaca karena tempat membacanya tidak mendukung, misalnya gelap, atau sumpek, atau panas, atau dan sebagainya.. nah buat kamu-kamu yang suka mengeluh sama tempat membaca kamu ga akan menemukan hal seperti ini di perpustakaan ASMI Santa Maria..

Jpegperpustakaan ASMI Santa Maria bisa jadi tempat yang seru banget untuk membaca, eksplor lewat buku-buku itu seru looh.. apalagi kalau yang kamu baca itu buku kesukaan kamu dan jalan ceritanya kamu banget.. selain itu lewat buku juga kamu bisa memperluas ilmu kamu, kalau mau jadi anak yang pinter jangan cuman mantengin TV aja atau HP alias gadjet kamu soalnya kamu belum tentu bisa dapet informasi yang kamu butuhkan dari media itu.. mau pinter ya bukanya bukuu dongg…


Jpegselain itu fasilitas perpustakaan di ASMI Santa Maria ini tergolong komplit kokk, selain jumlah buku yang cukup banyak, membuat kamu merasa nyaman dan mau mencari buku apa saja di sini… selain itu ruangannya juga gak gelap kok, penerangan di sini sangat cukup.. dan membuat mata kamu nyaman saat membaca buku di sini.. kalau kamu bilang perpustakaan itu tempat kutu buku berkumpul, maka kamu salah.. di sini tempatnya anak-anak gaul dan kece yang kumpul. kalau kamu diem di perpustakaan minimal kamu bisa deh dapat sesuatuu…

oiya, di perpustakaan ASMI Santa Maria juga ada beberapa komputer yang bisa kamu gunakan untuk berselancar di dunia internet.. selain itu kamu juga bisa mengerjakan tugas di sini.. ada free WI-FI loohh.. aduh pasti semua mahasiswa butuh yang satu inii.. soo saat kamu kesulitan untuk mengerjakan tugas, kamu bisa dateng ke perpustakaan dan bisa browsing di sini, bawa laptop sendiri boleh kokk, bawa HP sendiri bolehh juga tuhh.. asalkan jangan berisik yaa nanti temen-temen di sebelahmu keganggu dongg..


Jpegbuat kamu yang khawatir kalau barang-barang yang ditinggal di luar dicuri sama orang lain.. jangan khawatir, di sini aman banget kokk.. kamu boleh bawa barang-barang penting kamu ke dalam perpustakaan kokk.. asalkan barang-barang yang besar jangan dibawa yaa, di sini kami menyediakan beberapa loker yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan barang-barang kamu, jangan khawatir hilang yaa, tenang aja di sini barang-barang kamu dijamin aman kokk..

Jpegso tunggu apa lagii ayo pergi ke perpustakaanmuu…. dan cerdaskan kehidupan
Bangsa Indonesia tercinta iniii…..

 

THIS IS ME

Full Name : Theresia Stella Kurniawati
Nickname : Stella
Gender : Female
Place, Date of Birth : Sukabumi, 6 August 1997
Ages : 19 years old
Nationality : Indonesia
Religions : Christian
Address : 17 Bener Street, Tegalrejo, Special Region of Yogyakarta
Hobby : Drawing, Reading
Phone / Mobile : 0857 9879 7936
Email Address : Theresias006@gmail.com

WALT DISNEY

Walt_Disney_SignatureJangan ngaku pecinta Disney kalau kamu ga kenal sama yang namanya Walt Disney yaa.. 🙂 ayo kenalan sama Walt Disney 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂


Walter Elias Disney atau lebih dikenal sebagai Walt Disney (lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 5 Desember 1901 – meninggal di Burbank, California, Amerika Serikat, 15 Desember 1966 pada umur 65 tahun) adalah seorang produser film, sutradara, animator, dan pengisi suara berkebangsaan Amerika Serikat. Ia terkenal akan pengaruhnya terhadap dunia hiburan pada abad ke-20. Sebagai tokoh pendiri Walt Disney Productions (bersama Roy O. Disney), Disney menjadi salah satu produser film paling terkenal di dunia. Seorang penerbit film tersohor di dunia. Perusahaan yang didirikannya, kini dikenal sebagai The Walt Disney Company, kini memiliki pendapatan tahunan sekitar $ 35 miliar.

Disney terkenal sebagai produser film dan showman, dan juga inovator dalam bidang animasi dan desain taman bermain. Ia dan anak buahnya menciptakan berbagai karakter terkenal dunia, seperti Miki Tikus (Mickey Mouse) yang disuarakan oleh Disney sendiri. Ia telah memenangkan 26 Academy Awards dari 59 nominasi. Selain itu, Disney juga meraih 7 Emmy Awards.


MASA KECIL

Walter Elias Disney lahir pada tanggal 5 Desember 1901 di 2156 N. Tripp Ave, Hermosa, Chicago, Illinois, dari pasangan Elias Disney dan Flora Call. Nenek moyang Walt Disney beremigrasi dari Gowran, Irlandia. Arundel Elias Disney, kakek buyut Disney, lahir di Kilkenny, Irlandia, pada tahun 1801, dan merupakan keturunan dari Robert d’Isigny, orang Perancis yang berkelana ke Inggris bersama William sang Penakluk tahun 1066. Nama d’Isigny di Anglikanisasi menjadi Disney.

Ayahnya, Elias Disney, pindah dari County Huron, Ontario, ke Amerika Serikat tahun 1878, untuk mencari emas di California, namun akhirnya bertani dengan orang tuanya di dekat Ellis, Kansas hingga tahun 1884. Elias bekerja untuk Union Pacific Railroad dan menikah dengan Flora Call pada 1 Januari 1888 di Acron, Florida. Keluarga mereka lalu pindah ke Chicago, Illinois, tahun 1890, tempat saudaranya Robert tinggal. Pada tahun 1906, ketika Walt masih berusia empat tahun, Elias dan keluarganya pindah ke peternakan di Marceline, Missouri, tempat saudaranya Roy baru membeli tanah. Di Marceline, Disney mengembangkan minatnya terhadap seni lukis. Salah satu tetangganya, dokter bernama “Doc” Sherwood yang sudah pensiun, membayarnya untuk menggambar kuda milik Sherwood, Rupert. Disney juga mengembangkan minatnya terhadap kereta api di Marceline.

Keluarga Disney tetap tinggal di Marceline selama empat tahun sebelum pindah ke Kansas City tahun 1911. Di sana, Walt dan adiknya Ruth masuk ke Benton Grammar School, tempat ia bertemu Walter Pfeiffer. Pfeiffer memperkenalkan dunia vaudeville dan film kepada Walt. Selanjutnya, Walt menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga Pfeiffer daripada di rumahnya sendiri. Ia mengikuti kursus hari Sabtu di Kansas City Art Institute Selama tinggal di Kansas City, Walt dan Ruth Disney juga sering mengunjungi Electric Park.


MASA REMAJA

Pada tahun 1917, Elias membeli saham di pabrik jelly O-Zell di Chicago, lalu memindahkan keluarganya kembali ke kota itu. Pada tahun yang sama, Disney mula belajar di McKinley High School dan mula menghadiri kursus malam di Chicago Art Institute. Disney menjadi seorang kartunis untuk koran sekolahnya. Karya-karya kartunnya berbau patriotik, berfokus pada Perang Dunia I. Disney dikeluarkan dari sekolah pada usia 16 tahun, lalu mencoba bergabung dengan Angkatan Bersenjata AS, tetapi ditolak kerana belum cukup umur.

Setelah ditolak, Walt bersama salah seorang temannya bergabung dengan Palang Merah. Setelah bergabung dengan Palang Merah, Walt dikirim ke Perancis selama setahun sebagai sopir ambulans

Pada tahun 1919, Walt yang hendak mencari pekerjaan di luar pabrik jelly O-Zell di Chicago, pindah kembali ke Kansas City untuk memulakan karier seninya. Setelah mempertimbangkan untuk menjadi aktor atau artis koran, ia memutuskan untuk bekerja di koran, melukis karikatur politik atau strip komik. Sayangnya, tidak ada satupun yang ingin mempekerjakannya sebagai pelukis maupun sopir ambulans. Saudaranya, Roy, yang bekerja di sebuah bank di Kansas City, membuat Walt mendapat pekerjaan sementara di Pesmen-Rubin Art Studio dari rekan kerja Roy. Di Pesmen-Rubin, Disney membuat iklan untuk surat kabar, majalah, dan bioskop. Di sinilah ia bertemu dengan kartunis Ubbe Iwerks. Setelah berakhirnya kerja sementara di Pesmen-Rubin, mereka berdua tidak memiliki pekerjaan, lalu memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri.

Pada Januari 1920, Disney dan Iwerks mendirikan perusahaan yang bernama “Iwerks-Disney Commercial Artists”. Sayangnya, perusahaan itu tidak berusia lama, dan Disney pergi sementara untuk memperoleh uang di Kansas City Film Ad Company, yang selanjutnya diikuti oleh Iwerks yang tidak mampu menjalankan bisnisnya sendiri. Ketika bekerja di Kansas City Film Ad Company, tempat ia membuat iklan berdasarkan cutout animation, Disney mengembangkan minatnya dalam bidang animasi, lantas ingin menjadi animator. Ia diperbolehkan oleh pemilik Ad Company, A.V. Cauger, untuk meminjam kamera dari tempat kerjanya untuk uji coba di rumah. Setelah membaca buku Edwin G. Lutz yang berjudul Animated Cartoons: How They Are Made, Their Origin and Development, ia melihat animasi lebih menjanjikan bagi masa depannya dibanding cutout animation yang dikerjakannya untuk Cauger. Akhirnya, Walt hendak membuka bisnis animasi sendiri, lalu merekrut seorang rekan kerja dari Kansas City Film Ad Company, Fred Harman, sebagai pekerja pertamanya. Walt dan Harman kemudiannya berhasil membuat persetujuan dengan pemilik bioskop setempat Frank L. Newman, tokoh yang dikenal sebagai “showman” paling terkenal di kawasan Kansas City pada saat itu, untuk menyiarkan kartun yang berjudul “Laugh-O-Grams” di bioskop tersebut.


Laugh O’Gram Studio

Berkas:Newman Laugh-O-Gram (1921).webm
 
Newman Laugh-O-Gram (1921)

Dengan tajuk “Newman Laugh-O Grams,” kartun Disney menjadi populer di Kansas City. Dari keberhasilan mereka, Disney mampu membeli studio sendiri dan merekrut banyak animator, termasuk adik Fred Harman Hugh Harman, Rudolf Ising, dan sahabat Disney Ub Iwerks. Sayangnya, karena gaji karyawan yang tinggi, Walt tidak mampu mengurus keuangan dengan baik. Akibatnya, studionya dililit hutang dan bangkrut.] Disney lalu mendirikan studio di Hollywood, California.


HOLLYWOOD

Disney dan saudaranya mengumpulkan uang untuk mendirikan studio kartun di Hollywood. Ia memerlukan distributor untuk kartun barunya Alice Comedies yang mulai dibuatnya di Kansas City. Disney mengirim cetakan yang belum selesai ke distributor New York Margaret Winkler. Winkler membalas Disney bahwa ia berminat untuk mengedarkan film tersebut.

Alice Comedies

Virginia Davis (bintang live-action Alice’s Wonderland) dan keluarganya pindah dari Kansas City ke Hollywood atas permintaan Disney, begitu pula Iwerks dan keluarganya. Ini merupakan awal dari Disney Brothers’ Studio yang terletak di Hyperion Avenue di distrik Silver Lake, tempat studio tetap berdiri hingga tahun 1939. Pada tahun 1925, Disney mempekerjakan seorang perempuan muda yang bernama Lillian Bounds untuk melukis seluloid animasi. Pada tahun yang sama, mereka berdua menikah.

Serial terbaru Alice Comedies yang dibintangi oleh Dawn O’Day, Margie Gay dan Lois Hardwick sukses. Pada saat serial akan berakhir tahun 1927, tumpuan lebih banyak dilakukan pada karakter animasi, terutama kucing bernama Julius yang mirip dengan Felix the Cat.

Oswald the Lucky Rabbit

Pada tahun 1927, Charles B. Mintz menikahi Margaret Winkler, lalu memesan serial animasi baru untuk didistribusikan melalui Universal Pictures. Seri Oswald the Lucky Rabbit juga sukses, dan karakter utamanya Oswald – yang digambar oleh Iwerks – menjadi tokoh yang populer. Disney Studio meluas, dan Walt mempekerjakan kembali Harman, Rudolph Ising, Carman Maxwell, dan Friz Freleng dari Kansas City.

Pada Februari 1928, Disney pergi ke New York untuk merundingkan kenaikan bayaran dari Mintz. Disney terkejut ketika Mintz menyatakan bahwa ia tidak hanya akan menurunkan bayaran yang ia berikan pada Disney, tetapi juga memegang animator utamanya, seperti Harman, Ising, Maxwell, dan Freleng (kecuali Iwerks yang menolak meninggalkan Disney) di bawah kontraknya dan akan membuka studionya sendiri jika Disney tidak menerima pengurangan biaya. Universal Studios, bukan Disney, memiliki trademark Oswald, dan dapat membuat film tanpa Disney. Disney menolak tawaran Mintz dan kehilangan banyak karyawannya.

Setelah ditinggalkan oleh karyawannya, Disney sekali lagi bekerja sendiri. Perlu waktu 78 tahun bagi perusahaan Disney untuk mendapatkan kembali hak karakter Oswald.

Miki Tikus

Setelah kehilangan hak milik Oswald, Disney merasakan perlunya mengembangkan karakter baru untuk menggantikannya. Ia mendapat ilham dari seekor tikus yang pernah dipeliharanya ketika bekerja di Kansas City Studio. Ub Iwerks mengerjakan ulang sketsa yang dibuat Disney agar lebih mudah dianimasi. Namun, suara dan karakter Miki dibuat oleh Disney. Menurut seorang karyawan Disney, “Ub melukis wajah Miki, tetapi Walt memberikan jiwanya.” Pada awalnya, tikus itu diberi nama “Mortimer”, kemudian diganti menjadi “Miki Tikus” oleh Lillian Disney yang merasa nama Mortimer tidak sesuai.

Film animasi pendek pertama yang menampilkan Miki merupakan film bisu yang berjudul Plane Crazy. Setelah gagal mendapatkan distributor untuk Plane Crazy atau The Gallopin’ Gaucho, Disney akhirnya membuat kartun dengan suara yang berjudul Steamboat Willie. Disney lalu mulai merilis kartun melalui perusahaan seorang wiraswasta yang bernama Pat Powers. Akhirnya Steamboat Willie sukses, dan Plane Crazy, The Galloping Gaucho, dan semua kartun Miki selanjutnya dirilis dengan soundtrack. Disney sendiri mengisi menyediakan efek vokal untuk kartun-kartun awalnya dan mengisi suara Miki Tikus hingga tahun 1946. Setelah dirilisnya Steamboat Willie, Walt Disney terus berhasil menggunakan suara pada kartun-kartun selanjutnya. Miki lalu mengalahkan Felix the Cat sebagai tokoh kartun paling populer di dunia. Pada tahun 1930, Felix, walaupun bersuara juga, pudar dari latar karena film kartun bersuaranya gagal menarik perhatian. Popularitas Miki lalu meningkat tajam pada awal tahun 1930-an.

Silly Symphonies

Mengikut jejak serial Miki Tikus, serial kartun musikal yang berjudul Silly Symphonies dirilis tahun 1929. Judul pertama dalam serial ini adalah The Skeleton Dance, yang dilukis dan dianimasi sepenuhnya oleh Iwerks, yang juga melukis banyak kartun Disney pada tahun 1928 dan 1929. Walaupun kedua seri disambut baik, studio Disney berasa bahwa pembagian keuntungan dengan Pat Powers tidak adil. Pada tahun 1930, Disney menandatangani persetujuan distribusi baru dengan Columbia Pictures.

Iwerks terpikat oleh Powers agar membuka studio sendiri dengan kontrak eksklusif. Iwerks mengeluarkan seri Flip the Frog dengan kartun berwarna-nya “Fiddlesticks”. Iwerks juga membuat dua seri kartun lain, yaitu Willie Whopper dan Comicolor. Pada tahun 1936, Iwerks menutup studionya untuk bekerja dalam berbagai proyek yang berhubungan dengan teknologi animasi. Iwerks kembali ke Disney pada tahun 1940, lalu merintis beberapa proses film dan teknologi animasi khusus.

Pada tahun 1932, Miki Mouse menjadi watak yang populer, tetapi Silly Symphonies tidak sesukses Miki. Pada tahun yang sama, Disney bersaing dengan kartun Max Fleischer, Betty Boop, yang semakin populer di kalangan penonton. Fleischer dianggap sebagai pesaing utama Disney pada 1930-an, Sementara itu, Columbia Pictures berhenti mengedarkan kartun Disney dan digantikan oleh United Artists.

Pada akhir tahun 1932, Herbert Kalmus yang baru saja menyelesaikan kamera three-strip technicolor, mendekati Walt dan meyakinkannya untuk membuat kembali film Flowers and Trees yang awalnya hitam putih menjadi three-strip Technicolor. Flowers and Trees sukses dan memenangkan Academy Award for Best Short Subject: Cartoons tahun 1932. Setelah dirilisnya Flowers and Trees, semua kartun Silly Symphonies selanjutnya menjadi berwarna. Disney juga berhasil menegosiasikan persetujuan dua tahun dengan Technicolor, memberikannya hak untuk menggunakan three-strip Technicolor.[46][47][48] Melalui Silly Symphonies, Disney juga membuat kartunnya yang paling sukses, The Three Little Pigs, pada tahun 1933. Kartun ini ditayangkan di bioskop selama berbulan-bulan, dan juga menampilkan lagu hit yang menjadi lagu bagi Depresi Besar, yaitu “Who’s Afraid of the Big Bad Wolf”.


ZAMAN KEEMASAN ANIMASI

Disney’s Folly“: Snow White and the Seven Dwarfs

 
Walt Disney memperkenalkan karakter Tujuh Kurcaci dalam trailer teatrikal Snow White (1937).

Setelah pembuatan dua seri kartun, Disney segera mulai merencanakan film fitur pada 1934. Ketika industri film mengetahui rencana Disney untuk mengadaptasi cerita Putih Salju menjadi film fitur animasi, mereka mentertawakan rencana Disney sebagai “Disney’s Folly” (Kebodohan Disney) dan yakin bahwa proyek ini akan menghancurkan Disney. Lillian dan Roy juga membujuk Disney agar melupakan hasrat itu, namun Disney tetap ingin melanjutkan usahanya. Ia mempekerjakan profesor Don Graham dari Chouinard Art Institute untuk memulai latihan untuk pekerja studio, berlandaskan Silly Symphonies sebagai platform untuk menguji animasi manusia realistik, animasi watak tersendiri, special effect, dan penggunaan proses-proses dan peralatan khusus seperti kamera multiplane.

Segala usaha pengembangan dan latihan ini digunakan untuk mengangkat mutu studio agar mampu memberikan mutu yang dikehendaki oleh Disney. Film yang berjudul Snow White and the Seven Dwarfs diproduksi dari tahun 1934 hingga pertengahan tahun 1937, ketika studionya kehabisan dana. Untuk mendapatkan pembiayaan untuk menyiapkan film Snow White, Disney terpaksa meminjam di Bank of America, lalu berhasil mendapatkan uang yang diperlukannya. Setelah disiapkan, film tersebut ditayangkan di Carthay Circle Theater pada 21 Desember 1937; pada akhir film, para penonton berdiri sambil memberikan tepuk tangan kepada Snow White and the Seven Dwarfs. Snow White, film animasi buatan Amerika Serikat dan Technicolor yang pertama, dirilis pada Februari 1938 setelah tercapainya persetujuan pengedaran baru dengan RKO Radio Pictures.[52] Film ini menjadi film yang paling berhasil pada tahun 1938 setelah memperoleh lebih $8 juta dalam tayangan pertamanya.

Zaman Keemasan Animasi

Keberhasilan film Snow White memangkinkan Disney untuk membangun kampus baru bagi Walt Disney Studios di Burbank, yang dibuka pada 24 Desember 1939. Snow White bukan saja menandakan puncak keberhasilan Disney, tetapi juga memulai zaman yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Animasi bagi Disney. Seluruh pekerja animasi film fitur, setelah menyiapkan film Pinocchio, melanjutkan pekerjaan untuk film Fantasia dan Bambi, serta tahap awal produksi Alice in Wonderland dan Peter Pan, sementara pekerja film pendek meneruskan pekerjaan mereka untuk kartun Miki, Donal, Gufi dan Pluto, sambil mengakhiri seri Silly Symphonies. Animator Fred Moore mendesain ulang Miki Tikus pada akhir 1930-an, ketika Donal Bebek semakin populer di kalangan penonton dibanding Miki.

Film Pinocchio dan Fantasia mengikut jejak Snow White and the Seven Dwarfs ke bioskop pada tahun 1940, tetapi keduanya dalam hal keuntungan kurang memuaskan. Film Dumbo yang tidak terlalu mahal awalnya dirancang sebagai sumber pendapatan, tetapi ketika film ini diproduksi, banyak animator studio berdemo, lantas menegangkan hubungan antara Disney dan artisnya dalam jangka waktu yang lama.


1941–1945: Selama Perang Dunia II

Segera setelah dirilisnya Dumbo pada Oktober 1941, Amerika Serikat mulai terlibat dalam Perang Dunia II. Tentara AS mengkontrak banyak fasilitas studio Disney. Para pekerja studio membuat film pelatihan dan instruksi untuk militer, atau film pendek peningkat moral seperti Der Fuehrer’s Face. Namun, film militer tidak memberikan pendapatan.

Film fitur Bambi dirilis pada April 1942, dan Disney berhasil merilis kembali Snow White pada 1944. Pada tahun 1945, The Three Caballeros adalah film fitur animasi terakhir Disney yang dibuat pada masa perang


1945–1955: Setelah perang

Studio Disney turut menghasilkan film package murah yang berisi koleksi film kartun pendek, lalu merilisnya di bioskop selama akhir 1940-an. Package ini meliputi Make Mine Music (1946), Melody Time (1948), Fun and Fancy Free (1947) dan The Adventures of Ichabod and Mr. Toad (1949). Film Ichabod and Mr. Toad terdiri dari dua bagian, yang pertama berdasarkan dari The Wind in the Willows karya Kenneth Grahame, diikuti kisah kedua berdasarkan The Legend of Sleepy Hollow oleh Washington Irving. Pada saat itu, Disney juga membuat film dramatik yang menggabungkan live action’ dan animasi, seperti Song of the South dan So Dear to My Heart. Selain itu, setelah berakhirnya perang, popularitas Miki Tikus memudar.

Pada akhir 1940-an, studio Disney telah pulih untuk meneruskan produksi film Alice in Wonderland dan Peter Pan yang tertunda akibat perang, lalu memulai produksi film Cinderella, yang menjadi film Disney paling sukses setelah Snow White and the Seven Dwarfs. Studio ini juga memulai serial film live action bertema alam yang berjudul True-Life Adventures pada tahun 1948. Meskipun berjaya melalui film fitur, film animasi pendek Disney tidak selaris dahulu, karena orang mulai memberi perhatian kepada Warner Bros. dan bintang animasinya Bugs Bunny. Namun, sementara Bugs Bunny semakin populer pada 1940-an, Donal Bebek juga semakin populer. Donal juga akan menggantikan Miki sebagai bintang utama Disney pada tahun 1949.

Pada pertengahan 1950-an, Disney memproduksi beberapa film pendidikan mengenai program angkasa dalam kerja sama dengan desainer roket NASA Wernher von Braun: Man in Space dan Man and the Moon (1955), dan Mars and Beyond (1957).


Walt Disney bertemu dengan Wernher von Braun pada tahun 1954.


1955–1966: Taman bermain

DISNEYLAND

 
Citra Disneyland dari udara.

Ketika melakukan kunjungan bisnis ke Chicago pada akhir 1940-an, Disney menggambar rancangan taman bermain yang diharapkan menjadi tempat pekerjanya menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka. Ia mendapatkan ide taman bermain anak-anak setelah mengunjungi Children’s Fairyland di Oakland, California. Ide awalnya dikembangkan menjadi konsep untuk perusahaan besar yang menjadi Disneyland. Disney menghabiskan lima tahun mengembangkan Disneyland dan membuka anak perusahaan, yaitu WED Enterprises, untuk melaksanakan perencanaan dan pembuatan taman. Sekelompok kecil pekerja studio Disney bergabung dengan proyek pembangunan Disneyland sebagai insinyur dan perencana yang dijuluki “Imagineers”.

Disneyland dibuka secara resmi pada 17 Juli 1955. Salah satu pengunjung yang hadir pada pembukaan adalah Ronald Reagan, Bob Cummings dan Art Linkletter.


Memasuki bidang baru

Walt Disney Productions juga memasuki bidang-bidang hiburan yang lain. Pada tahun 1950, Treasure Island menjadi film fitur all-live-action pertama Disney, diikuti dengan 20,000 Leagues Under the Sea (dalam format CinemaScope, 1954), Old Yeller (1957), The Shaggy Dog (1959), Pollyanna (1960), Swiss Family Robinson (1960), The Absent-Minded Professor (1961), dan The Parent Trap (1961). Studio Walt Disney juga merilis acara TV spesial pertamanya yang berjudul One Hour in Wonderland pada tahun 1950. Disney juga memulai serial antologi mingguan di ABC yang berjudul Disneyland. Pada tahun 1955, dibuatlah acara televisi harian pertama Disney, yaitu Mickey Mouse Club yang disiarkan hingga 1990-an.

Ketika studio diperluas dan didiversivikasikan ke media-media lain, Disney kurang memberi perhatian kepada departemen animasi, mempercayakan kebanyakan operasinya kepada animator penting. Selama hayat Disney, departemen animasi berhasil membuat Lady and the Tramp (dalam format CinemaScope, 1955), Sleeping Beauty (dalam format Super Technirama 70mm, 1959), One Hundred and One Dalmatians (1961) dan The Sword in the Stone (1963).

Setelah tahun 1955, acara TV Disneyland dikenal sebagai Walt Disney Presents, beralih dari hitam ptih ke siaran warna pada tahun 1961, dan mengganti namanya lagi menjadi Walt Disney’s Wonderful World of Color, pindah dari ABC ke NBC, dan akhirnya kembali mengganti namanya menjadi The Wonderful World of Disney yang terus disiarkan di NBC hingga diambil alih oleh CBS pada tahun 1981. Semenjak itu, seri antologi Walt Disney telah disiarkan dalam rangkaian ABC, NBC, Hallmark Channel dan Cartoon Network melalui persetujuan hak siar yang terpisah.

Disney telah membentuk divisi penerbitan musiknya pada tahun 1949. Pada tahun 1956, terinspirasi dari keberhasilan The Ballad of Davy Crockett, ia mendirikan Disneyland Records.


Keberhasilan awal 1960-an

Awal 1960-an merupakan keberhasilan bagi Disney, dan Walt Disney Productions menjadi produsen utama hiburan dunia.

Setelah bertahun-tahun berusaha, Disney akhirnya memperoleh hak milik buku-buku P.L. Travers yang berkisah mengenai seorang pengasuh ajaib. Film Mary Poppins yang dirilis pada tahun 1964 merupakan film Disney paling sukses sepanjang 1960-an.


KEHIDUPAN PRIBADI

Pada tahun 1925, Disney menikah dengan Lillian Bounds. Usaha pertama mereka untuk memiliki anak berakhir dengan Lillian mengalami keguguran. Selanjutnya, Lillian melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Diane Marie Disney pada tanggal 18 Desember 1933. Keluarga Disney juga mengadopsi Sharon Mae Disney (31 Desember 1936 – 16 Februari 1993).


Kematian

Pada akhir 1966, Disney dijadwalkan menjalani operasi leher akibat cedera lama dari bermain polo. Pada 2 November 1966, selama operasi, dokter di Providence St. Joseph Medical Center mendapati bahwa Disney mengidap tumor di paru-paru kirinya. Lima hari kemudian, Disney kembali ke rumah sakit untuk operasi, tetapi tumor telah menyebar. Disney kemudian diberitahu bahwa hidupnya hanya tinggal enam bulan lagi. Pada 30 November 1966, Disney roboh di rumahnya, tetapi berhasil diselamatkan oleh paramedis, lalu dibawa kembali ke rumah sakit, tempat ia menghembuskan napas terakhirnya pada 15 Desember 1966, pukul 09.30 pagi, sepuluh hari setelah ulang tahunnya yang ke-65. Jenazahnya dikremasi pada 17 Desember 1966, lalu abunya disimpan di Forest Lawn Memorial Park di Glendale, California.

Setelah kepergian Walt Disney, Roy Disney menguasai sepenuhnya Walt Disney Productions dan WED Enterprises.

source: https://id.wikipedia.org/wiki/Walt_Disney#Masa_kecil



DE MATA TRICK EYE MUSEUM (Pesona Tipuan Mata dalam Bingkai Museum)

11899482_1624339057828959_292861330_n(1)Beberapa orang terlihat sedang mengantri di depan menara Eiffel dan yang lain sibuk mengabadikan momen saat menjelajah Tembok Besar Cina. Ya! Merekalah pelancong yang berkunjung ke De Mata Trick Eye Museum, museum tiga dimensi pertama di Indonesia. 🙂


Setidaknya ada sekitar 120 gambar tiga dimensi tampak memenuhi dinding area basement Gedung Umar Kayam, Pasar Seni XT-Square, Yogyakarta. Terlihat banyak orang bergantian menunggu giliran untuk dapat berpose di depan gambar-gambar super besar yang mampu membelalakkan mata tersebut. Ada yang memilih untuk memanjat sebatang bambu bersama seekor panda lucu, ada pula yang tiba-tiba menjadi begitu kebal karena berhasil tidur tanpa terluka di atas ratusan paku menganga. Semuanya dapat dilakukan di ruang berlabirin seluas 1600 meter persegi ini.

Gambar-gambar tiga dimensi yang sebagian besar hasil karya Petrus Kusuma ini mulai menghuni labirin-labirin basement XT Square sejak Desember 2013. Sejak saat itu pula, ribuan pasang mata telah menikmati sensasi tipuan tiga dimensi yang mengagumkan dalam bingkai-bingkai foto yang mereka abadikan. Sepintas, tak ada yang berbeda antara gambar-gambar tersebut dengan gambar lain di luar sana. Namun, ketika Anda telah mengatur fokus kamera dan berpose sesuai dengan arahan, maka hasilnya pun mencengangkan. Anda seakan-akan sedang berada di suatu tempat, melakukan petualangan berbahaya ataupun bermain dengan beberapa figur ternama. Sebuah tipuan mata yang sempurna!

Jika pada umumnya kegiatan berkunjung ke museum hanya sebatas menikmati benda-benda bersejarah yang tersimpan di dalamnya saja, lain halnya De Mata Trick Eye Museum. Di museum ini, salah satu kegiatan yang wajib dilakukan pengunjung adalah berpose dan berfoto. Dengan berpose dan mengabadikannya dalam foto, maka kesan tiga dimensi tersebut tampak begitu jelas. Tak heran jika museum ini bagai surga bagi siapa saja yang suka bernarsis ria di depan kamera, tak peduli berapapun usia mereka.

Karena memang ditujukan untuk kegiatan berfoto, maka Anda tak perlu bingung harus bergaya seperti apa. Masing-masing gambar di museum ini memiliki sebuah foto kecil yang merupakan contoh pose yang harus dilakukan. Selain itu, beberapa properti penunjang pengambailan gambar, seperti bangku kecil atau tangga untuk mempertajam kesan tiga dimensi pun di sediakan. Jika lelah menjelajah tiap sisi museum dan berfoto dengan tiap gambarnya, Anda dapat beristirahat sejenak di kantin museum. Fasilitas Wi-Fi cuma-cuma yang disediakan akan mempermudah Anda ketika mengunggah foto-foto ke sosial media. Biarkan saja dunia tahu bahwa Anda sedang berlibur seru di Jogja. Nah, Anda sudah punya foto saat diberi setangkai mawar putih oleh Sri Sultan HB X atau menyundul bola yang dioperkan oleh Lionel Messi? Jika belum, cobalah kunjungi museum ini dan nikmati tipuan matanya. 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂

source: https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/other/de-mata-trick-eye-museum/


Tiket
Rp50.000,00
Rp80.000,00 (harga tiket terusan dengan De Arca Statue Museum)

Buka setiap hari
Pukul 10.00 – 22.00 WIB